Kamis, 04 Mei 2017

Pengembangan Perpustakaan Digital

Materi tutorial online matakuliah pengembangan perpustakaan digital

Inisiasi 1

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau lebih khususnya jaringan internet melibatkan seluruh aspek kegiatan manusia dalam mencari, mengelola dan menyebarkan informasi. Tentu bidang perpustakaan tidak luput dari imbasnya.

Selama ini, secara umum kondisi perpustakaan konvensional dipandang tidak terlalu menggembirakan, pengunjung perpustakaan tidak terlalu banyak, apalagi yang memanfaatkannya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurang menariknya koleksi yang dimiliki perpustakaan, misalnya karena tidak mutakhir (up to date), jumlahnya yang tidak mencukupi, pelayanan yang kurang profesional, fasilitas yang kurang memadai, dan masih banyak alasan yang dapat dikemukakan.

Kehadiran perpustakaan digital diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang dialami perpustakaan konvensional pada umumnya. Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang mengelola semua atau sebagian yang substansi dari koleksi-kioleksinya dalam bentuk komputerisasi sebagai bentuk alternatif, suplemen atau pelengkap terhadap cetakan konvensional dalam bentuk mikro material yang saat ini didominasi koleksi perpustakaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan perpustakaan digital adalah:
(1)  Organisasi yang bertugas untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan informasi atau bahan perpustakaan dalam format digital; 
(2) fungsi-fungsi dan proses-proses yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan atau visi dan misi organisasi; 
(3) koleksi perpustakaan digital; 
(4) akses via jaringan; 
(5) staf atau SDM dengan keahlian khusus.

Kelebihan perpustakaan digital dibandingkan dengan perpustakaan konvensional antara lain:
(1) Menghemat ruangan;
(2) akses ganda (multiple access);
(3) tidak dibatasi oleh ruang dan waktu;
(4) koleksi dapat berbentuk multi media; 
(5) biaya lebih murah. 

Ada perbedaan antara perpustakaan digital dengan otomasi perpustakaan. Perpustakaan digital merupakan perpustakaan dengan koleksi buku yang sebagian besar dalam bentuk digital yang diakses dengan komputer, sedangkan otomasi perpustakaan merupakan sebuah proses pengelolaan perpustakaan yang menggunakan bantuan komputer, sehingga pekerjaan perpustakaan dapat dipercepat dengan tingkat ketepatan yang tinggi.


Inisiasi 2

Kita banyak menemukan dokumen digital yang memiliki format yang berbeda-beda. Misalnya format dokumen digital untuk gambar berbeda dengan format dokumen untuk teks dan lain-lain. Oleh karena itu dalam membangun koleksi dokumen digital maka kita harus mengenal macam-macam format dokumen digital tersebut. Beberapa format dokumen digital yang sering kita temui adalah rich text format untuk teks dengan ekstensi RTF; ASCII text file atau format teks murni dengan ektensi TXT; format dokumen microsoft word dengan ekstensi DOC (untuk MS-Word versi 2003 dan sebelumnya) dan DOCX (untuk MS-Word versi 2007); format dokumen spread sheet dari MS-Word dengan ekstensi XLS (untuk MS-Word versi 2003 dan sebelumnya) dan XLSX (untuk MS-Word versi 2007); format dokumen presentasi dari MS-Word dengan ekstensi PPT (untuk MS-Word versi 2003 dan sebelumnya) dan PPTX (untuk MS-Word versi 2007); Format gambar dengan ekstensi GIF; format gambar dengan ekstensi JPG; format dokumen portebel atau portable document format dengan ekstensi PDF.
Banyak perpustakaan di Indonesia yang mengembangkan perpustakaan digital dengan melakukan alih bentuk dari dokumen tercetak menjadi dokumen elektronik atau digital. Dalam hal ini maka kita perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan undang-undang hak cipta sehingga kita terbebas dari tuntutan pelanggaran hak cipta dikemudian hari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah apakah dokumen yang akan dialihbentukkan tersebut merupakan dokumen yang tidak memiliki hak cipta atau dengan kata lain merupakan dokumen milik publik atau public domain? Jika jawabannya ya, maka kita dapat melakukan alih bentuk tanpa harus meminta ijin kepada siapapun dan dijamin tidak akan menimbulkan masalah hukum nantinya. Jika dokumen yang akan dialih-bentukkan tersebut adalah dokumen yang dihibahkan oleh pemegang hak cipta dengan tujuan untuk dialih-bentukkan, maka kita dapat mengalihbentukkan dokumen tersebut karena kita telah mendapatkan ijin dari pemegang hak ciptanya. Namun untuk menghindari tuntutan dikemudian hari, kita harus meminta agar hibah dan hak mengalihbentukkan tersebut dibuat secara tertulis. Beberapa dokumen kelabu atau grey literature merupakan dokumen yang bersifat public domain. Namun ada juga yang hak ciptanya berada pada lembaganya. 
(Sumber: BMP PUST4317/Pengembangan Perpustakaan Digital, Modul 2, KB 2)

Inisiasi 3

Produk perpustakaan digital merupakan koleksi informasi yang disimpan dalam bentuk elektronik atau digital. Media penyimpanannya dapat berupa harddisk di sebuah server web atau server lokal, atau dapat dikopikan ke CD-ROM. Pendistribusian dokumen digital dapat menggunakan perangkat lunak tertentu yang pilihannya sangat banyak, . Ada yang bisa diperoleh dengan cara membeli, tetapi tidak sedikit yang dapat diperoleh secara gratis. Yang diperoleh dengan membeli antara lain: ContentDM dari OCLC, MySIPISISPro dari IPB. Yang dapat diperoleh secara gratis antara lain: DSpace, EPrints, Greenstone, SliMS (Senayan Library Management System), GDL (Ganesha Digital Library). 

Dokumen digital yang disimpan pada server yang dapat diakses oleh publik pada dasarnya dapat diakses oleh siapa saja. Namun kadang-kadang lembaga memiliki aturan bahwa tidak semua orang dapat mengakses dokumen digital yang disediakan. Oleh karena itu jika ada lembaga yang mempunyai pembatasan-pembatasan pada kegiatan aksesnya, maka harus ada pengaturan aksesibilitas, misalnya seseorang harus mendaftar menjadi anggota terlebih dahulu dan mendapatkan user ID dan password untuk dapat mengunduh suatu dokumen digital. Ada perpustakaan yang memberikan akses untuk membaca saja terhadap dokumen digitalnya. Pemakai tidak diperkenankan mengunduh ataupun mencetak dokumen digital yang diakses. Pengaturan hak akses seperti ini biasanya terkait dengan hak cipta, orang hanya boleh membaca seperti halnya membaca buku di perpustakaan, tetapi tidak diperkenankan untuk memfotokopi buku tersebut.

Sebagai pemakai kita perlu memperhatikan perangkat lunak mana yang memiliki kelebihan-kelebihan dalam hal penelusuran diantara pilihan perangkat lunak tersebut. Misalnya apakah perangkat lunak tersebut menyediakan kombinasi kata kunci untuk penelusuran; apakah disediakan boolean operator; apakah history penelusuran tersimpan dan dapat dipanggil lagi jika diperlukan; apakah hasil penelusuran sebelumnya dapat dikombinasikan dengan penelusuran yang baru; dan sebagainya.

Beberapa perangkat lunak (biasanya yang komersial) kita gunakan apa adanya atau perangkat lunak tersebut sudah disetting sesuai dengan permintaan kita sewaktu kita memesan untuk membelinya. Sebagian yang lain memberi kebebasan kepada kita untuk melakukan kostumisasi terutama pada antar mukanya. Kita sebagai pemakai dapat memilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Maksudnya adalah jika kita memiliki kemampuan secara teknis untuk melakukan kostumisasi, maka tidak masalah kalau kita memilih perangkat lunak yang memberi kebebasan kepada kita untuk melakukan konstumisasi. 

Jika perpustakaan digital tersebut disimpan pada server lokal pada jaringan lokal (client server), maka akses terhadap dokumen tersebut dapat dilakukan di perpustakaan setempat. Pemakai akan datang ke perpustakaan, kemudian akses ke komputer yang disediakan oleh perpustakaan. Hasil temuan informasi dapat dicetak bila perpustakaan menyediakan perangkat untuk pencetakan, atau disalin ke disket atau CD bila perpustakaan menyediakan perangkat untuk menyalin dokumen tersebut.

Jika perpustakaan digital tersebut disimpan di dalam bentuk CD-ROM, maka pemakai dapat memiliki CD-ROM hasil produksi perpustakaan baik secara membeli ataupun gratis. Perpustakaan tinggal mendistribusikan ke masyarakat luas melalui kesempatan-kesempatan tertentu seperti pameran dan sebagainya. Cara seperti ini juga mempunyai keuntungan antara lain seperti pemakai tidak perlu memiliki komputer yang tersambung ke jaringan internet. Jika kita akan membawa perpustakaan digital ini ke tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan internet, kita masih bisa mengakses data perpustakaan digital, misalnya jika kita membawa komputer notebook. 

Jika perpustakaan digital tersebut disimpan di server web, maka pemakai dapat melakukan akses ke dokumen tersebut melalui jaringan internet baik dari rumah, kantor maupun dari tempat-tempat penyewaan internet. Cara seperti ini akan memberikan peluang yang lebih luas kepada masyarakat untuk melakukan akses kepada perpustakaan digital.

Inisiasi 5

Basis data dan Meta data untuk Mengelola Perpustakaan Digital
Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata. Data dapat berupa kuantitatif, dan kualitatif. Pada umumnya data dikelola mengikuti suatu hirarki data yang terdiri dari elemen data, cantuman (record),ruas (field) dan berkas (file).
Informasi merupakan hasil analissis dan sintesis data. Informasi merupakan data yang telah diorganisasikan dalam bentuk yang sesuai untuk digunakan oleh pemakai data yang sesuai, misalnya untuk jurutulis, analis, manajer dan lain-lain. Basis data merupakan koleksidata yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu alat dan cara yang memudahkan pengambilannya kembali. Basisdata terdiri dari minimum satu atau beberapa berkas (file). Basis data yang telah disusun dengan sistematika tertentu akan berguna jika seseorang ingin mencari informasi/keterangan yang terkandung dalam data tertentu. Basis data dapat dikelola secara manual dan sederhana. Basis data yang dikelola secara manual ini memiliki banyak sekali keterbatasan. Basis data ini hanya bisa disusun menurut salah satu ciri saja, misalnya menurut nama mahasiswa. Jika basis data ini sudah disusun menurut nama mahasiswa, maka tidak mungkin basis data ini disusun lagi menurut misalnya nomor pokok mahasiswa. Basisdata dapat juga kita kelola dengan menggunakan komputer. Tentu saja kita memerlukan perangkat lunak untuk mengelola data tersebut. Untuk mengolah data kita dapat menggunakan berbagai macam perangkat lunak seperti DBASE dari berbagai release, FOXPRO, MS ACCESS, CDS/ISIS, TINLIB, VTLS, LIBERTAS, CARDBOX, PC-FILE, MySQL, CDS/ISIS, WINISIS dan masih banyak lagi.


Metadata data mengenai data. Metadata ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file/data itu nantinya dalam suatu basis data. Metadata (metacontent) secara tradisional ditemukan dalam kartu katalog perpustakaan. Dengan menggambarkan isi dan konteks dari file data, maka kualitas data akan sangat meningkat. Metadata menggambarkan berbagai atribut objek informasi dan memberi mereka makna, konteks, dan organisasi. Teori dan praktek metadata deskriptif merupakan daerah yang akrab bagi banyak orang sebagai akar tertanam dalam katalog publikasi cetak. Dalam dunia digital, kategori tambahan metadata telah muncul untuk mendukung navigasi dan manajemen file.
Setidaknya definisi-definisi yang ada tentang metadata menunjukkan bahwa metadata adalah data yang:
(1) terstruktur;
(2) ditandai dengan kode agar dapat diproses oleh komputer;
(3) mendeskripsikan ciri-ciri satuan-satuan pembawa informasi; dan
(4) membantu identifikasi, penemuan, penelitian, dan pengelolaan satuan pembawa informasi tersebut.

Menurut jenisnya maka metadata dibagi menjadi :
(1) metadata deskriptif;
(2) metadata administratif;
(3) metadata struktural.

MARC adalah singkatan MAchine-Readable Cataloging. MARC ini merupakan standar komunikasi dalam pertukaran data bibliografi. Elemen data dari MARC ini merupakan fondasi dari katalog perpustakaan yang digunakan sekarang. Cantuman MARC terdiri atas tiga unsur yaitu: struktur cantuman (record), alamat konten, dan isi data dari sebuah cantuman. Format Data bibliografi MARC 21 dirancang untuk informasi bibliografi dokumen tercetak dan bahan-bahan teks naskah, berkas (file) komputer, peta, musik, materi dan bahan-bahan campuran.

Dublin Core merupakan skema meta data terdiri dari sekumpulan elemen metadata yang digunakan untuk web resource description and discover. Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:
(1) Memiliki kesamaan kategori kode;
(2) Memiliki deskripsi yang sangat sederhana;
(3) Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum;
(4) Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

(BMP PUST4317/Pengembangan Perpustakaan Digital, Modul 5)

Inisiasi 6

Mengenal WINISIS

WINISIS atau CDS/ISIS Versi Windows adalah suatu program yang dapat digunakan untuk mengelola basis data. Program ini secara khusus dibuat untuk digunakan pada perpustakaan, pusat-pusat informasi dan dokumentasi serta kearsipan. Program ini dapat diperoleh secara gratis dari UNESCO. Pada awalnya CDS/ISIS hanya digunakan untuk mengelola data berupa teks, namun dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, kini CDS/ISIS yang sudah berbasis Windows atau yang dikenal dengan WINISIS dapat pula digunakan untuk menangani data berbentuk selain teks. Dengan kata lain WINISIS dapat pula menangani data multi media. Yang dimaksud dengan data multi media adalah data berupa teks, gambar diam atau gambar gerak (video), serta data berupa suara.

WINISIS sangat mudah diinstal. Program sumber berupa berkas terkompresi dalam sebuah file wisis15.exe dan merupakan berkas yang dapat mekar sendiri (self-extracting) pada saat proses instalasi. Ini berarti jika Anda melakukan instalasi maka Anda tinggal melakukan klik ganda pada file wisis15.exe dan komputer akan mengekstrak berkas-berkas terkompresi tersebut sehingga menjadi sejumlah berkas berikut direktorinya yang dibutuhkan untuk menjalankan program.

Kegiatan pengelolaan basisdata meliputi pemasukan data baru termasuk pengeditan dan penghapusan data, mengubah format tampilan, menampilkan abstrak, pencarian atau penelusuran data, penelusuran tingkat lanjut, penelusuran bebas (free text searching), dan pencetakan data. Yang dimaksud dengan pemasukan data baru adalah menginputkan atau mengetikkan data baru ke dalam struktur data yang telah dibuat. Data yang sudah diinput dapat juga diubah (edit) atau dihapus sesuai dengan kebutuhan. Format tampilan adalah kumpulan perintah berupa teks yang diberikan sedemikian rupa untuk mengatur tataletak tampilan data baik di layar maupun untuk pencetakan di kertas. Format tampilan yang telah dibuat pada pembuatan struktur data dapat diubah sesuai dengan kebutuhan kita. WINISIS ini dilengkapi dengan fasilitas HYPERTEXT sehingga pada format tampilan ini kita dapat membuat perintah LINK untuk menampilkan teks lengkap yang telah dibuat dengan format PDF. Untuk mengaktifkan LINK ini maka kita harus menyiapkan format tampilan dan isi data. Data abstrak biasanya cukup panjang untuk selalu tampil pada setiap cantuman yang ditemukan. Oleh karena itu abstrak ini dapat ditampilkan hanya jika diperlukan saja. Untuk itu format tampilan dapat di atur agar tampilan abstrak dapat muncul ketika diperlukan saja.

Data yang telah diinput harus dapat ditelusui kembali setelah diindeks. Fasilitas penelusuran pada WINISIS ada dua yaitu dengan bantuan (guided search) dan mode pakar (expert search). Salah satu bantuan penelusuran ini adalah kamus (dictionary). Selain penelusuran atas teks yang telah diindeks, WINISIS juga dapat ditelusuri dengan cara bebas atau free text searching. Beberapa teknik penelusuran disebut dengan root searching dan right truncation. Penelusuran ini juga bisa memanfaatkan kombinasi boolean.

Hasil penelusuran ini kemudian dapat dicetak dengan format yang telah kita buat, atau yang dibuat kemudian berdasarkan kebutuhan. Selain kita cetak ke printer, kita juga bisa mencetak data tersebut ke dalam berkas (file) yang dapat dibaca dengan pengolah kata seperti WORD ataupun dengan spreadsheet seperti EXCEL. Selain itu data tersebut dapat dicetak ke dalam format XML yang nantinya dibaca oleh program lain.

(BMP PUST4317/Pengembangan Perpustakaan Digital, Modul 6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengembangan Perpustakaan Digital

Materi tutorial online matakuliah pengembangan perpustakaan digital Inisiasi 1 Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ...